Dorong Pembangunan Berkelanjutan, Gubernur Ajak Lembaga Adat Berkolaborasi

6 days ago 19

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menegaskan komitmennya untuk terus membuka ruang kolaborasi dengan lembaga-lembaga adat. Komitmen ini dinilai penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yang berpijak pada budaya dan adat istiadat lokal yang telah lama mengakar di tengah masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Sultra Andi Sumangerukka melalui Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sultra Asrun Lio pada pelantikan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) Kolaka Masa Bhakti 2025–2030 kemarin.

"Sebagaimana kita ketahui, Majelis Adat Kerajaan Nusantara memiliki peran strategis dalam pelestarian nilai-nilai budaya dan adat istiadat kerajaan-kerajaan nusantara. Untuk itu, mewakili Gubernur dan Pemerintah Provinsi Sultra, saya menyampaikan selamat kepada Ketua DPD MAKN Kolaka beserta seluruh jajaran pengurus yang baru saja dilantik. Semoga amanah yang diemban dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya, demi menjaga kelestarian adat dan budaya sebagai bagian dari identitas luhur bangsa kita," pesan Gubernur yang disampaikan SekprovSultra.

Ia mengingatkan tentang tantangan besar yang kini dihadapi, yaitu krisis identitas budaya di tengah arus deras kemajuan teknologi digital. Ia menilai bahwa generasi muda saat ini banyak yang tumbuh dalam budaya digital global, sehingga perlahan-lahan mulai terlepas dari akar budaya dan nilai-nilai luhur warisan leluhur.

"Kita menyaksikan semakin memudarnya pemahaman terhadap adat istiadat, bahasa daerah, bahkan sejarah kerajaan dan tokoh-tokoh lokal yang seharusnya menjadi kebanggaan kita bersama. Jika hal ini dibiarkan, maka bukan hanya budaya yang tergerus, tetapi juga jati diri bangsa kita sendiri sebagai bangsa yang besar," terangnya.

Menurutnya, kehadiran Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) menjadi semakin penting dan strategis. MAKN dinilai sebagai simbol sekaligus benteng terakhir dalam mempertahankan nilai-nilai luhur budaya nusantara.

"Kita berharap akan lahir gerakan pelestarian dan pembaruan budaya secara lebih kontekstual dan relevan, termasuk melalui pendekatan edukatif dan digital. Kita tidak dapat menutup mata terhadap kenyataan banyak warisan budaya lokal kita yang belum terdokumentasi secara memadai. Tarian tradisional, ritual adat, bahasa daerah, hingga cerita rakyat yang dahulu hidup dalam keseharian masyarakat, kini perlahan memudar, bahkan di ambang kepunahan," jelasnya.

Laman: 1 2

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan