balitribune.co.id | Badung - International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup 2025 atau kompetisi panjat tebing tingkat dunia yang berlangsung di Peninsula Island, Nusa Dua Kabupaten Badung pada 2–4 Mei ini memperkuat posisi kawasan pariwisata Nusa Dua sebagai destinasi unggulan untuk berbagai event (kegiatan) bertaraf nasional maupun internasional. Direktur Komersil ITDC atau pengelola kawasan pariwisata Nusa Dua, Troy Warokka mengatakan
sebanyak enam hotel berbintang empat dan lima di dalam kawasan telah berkomitmen untuk mendukung penyelenggaraan acara.
"Dengan menyediakan akomodasi bagi atlet, official, panitia, diperkirakan sekitar 2.000 hingga 3.000 orang akan hadir selama rangkaian kegiatan, dengan target tingkat hunian hotel mencapai 75%," jelasnya di kawasan setempat, Kamis (1/5).
Ia mengungkapkan, Nusa Dua mencatatkan kinerja positif sepanjang triwulan I 2025, dengan rata-rata okupansi hotel mencapai 68,36%, lebih tinggi dari capaian pada periode yang sama tahun 2019 (67,59%). Jumlah kunjungan wisatawan mencapai 769.555 orang, meningkat 15,32% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami optimistis dengan ekosistem pariwisata yang kuat, kolaborasi multipihak, dan rekam jejak sebagai tuan rumah event internasional, The Nusa Dua siap menjaga stabilitas okupansi dan kunjungan wisatawan hingga akhir 2025,” tambah Troy.
Sementara itu, Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid, menyatakan, pemilihan Nusa Dua sebagai lokasi kompetisi sangat tepat.
“Kawasan The Nusa Dua tidak hanya menawarkan fasilitas berkelas internasional, tetapi juga menghadirkan atmosfer yang mendukung fokus dan semangat para atlet. Penyelenggaraan IFSC World Cup 2025 di kawasan ini menjadi momentum strategis dalam mendorong peningkatan prestasi panjat tebing Indonesia sekaligus mempromosikan olahraga ini kepada khalayak nasional dan internasional. Lebih dari itu, ajang ini juga memperkuat posisi Indonesia, khususnya Bali, sebagai destinasi Sport Tourism (wisata olahraga) unggulan. Dukungan dan atensi dari Pemerintah Provinsi Bali diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekosistem olahraga panjat tebing serta memberikan dampak ekonomi yang signifikan melalui sektor pariwisata olahraga," paparnya.
Penyelenggaraan IFSC World Cup 2025 diyakini memberikan dampak ekonomi langsung dan tidak langsung bagi kawasan dan masyarakat sekitar. Manfaat ini mencakup peningkatan konsumsi wisatawan, kenaikan tingkat okupansi tenant kawasan dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) lokal, serta aktivasi layanan transportasi dan logistik. Selain itu, pelibatan tenaga kerja dari desa-desa penyangga Nusa Dua juga menjadi bagian dari strategi dalam mendukung pemberdayaan masyarakat lokal.